Atas Rasa Sosial Yang Tinggi, Muhadis Dikunjungi Serdik Sespimmen 63 dan Diberikan Bantuan

    Atas Rasa Sosial Yang Tinggi, Muhadis Dikunjungi Serdik Sespimmen 63 dan Diberikan Bantuan
    Serdik Sespimmen angkatan 63 saat mengunjungi Muhadis si Berjiwa Sosial Tinggi di Gunung Sari, (28/04/2023)

    Lombok Barat NTB - Muhadis (45) warga Desa Jatisela Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat adalah seorang Pemulung dulunya. Kini ia bisa dikatan sebagai penampung barang-barang rongsokan yang dipungut oleh para pemulung dari rekan-rekannya.

    Kisah ini diceritakan oleh Kompol Kadek Adi Budi Astawa ST., SIK., MSi., Serdik Sespimmen angkatan 63 kepada media ini. Ia membeberkan semua pengalaman yang dilihat dari pertemuannya saat berkunjung kerumah Muhadis, (02/05/2023).

    Cerita yang dilihat langsung oleh Kompol Kadek sapaan akrab Serdik Sespimmen ini saat dirinya menyambangi Pria (46) bernama Muhadis di Kediamannya yang juga dijadikan sebagai tempat menampung barang-barang rongsokan di Desa Jatisela pada 28 April baru-baru ini.

    Saking dianggap luar biasa karena mempunyai jiwa sosial tinggi dan tidak banyak orang lain yang mampu seperti ini, Muhadis disebut sebagai Lokal Hero oleh Serdik yang pernah menjabat Kasat Reskrim di Polresta Mataram.

    Berdasarkan cerita Kompol Kadek, Muhadis mengawali pekerjaannya sebagai Pemulung untuk membiayai kehidupan keluarganya. Kurang lebih hampir 10 tahun sudah menggeluti aktivitas yang sudah menjadi mata pencahariannya ini dengan berkeliling dari kampung ke kampung dan dari tempat pembuangan sampah satu ke tempat pembuangan sampah yang lain.

    Menurut Kompol Kadek tak sedikit Muhadis kerap ketemu dengan anak-anak atau remaja terlantar selama beraktivitas pemulung, namun saat itu ia sadar bahwa belum punya materi untuk mengajak mereka atau menampung mereka.

    Bertahun-tahun memikirkan niatnya untuk mengasuh anak-anak dan remaja terlantar yang ditemuinya, ia merasakan bahwa apa yang terjadi saat ini persis sama dengan dirinya Kala itu. Karena ikhtiar dan keinginan itu tertanam kuat di lubuk hatinya sampailah Muhadis pada suatu masa dimana ia tidak lagi berkeling dari kampung ke kampung.

    Muhadis sudah mampu beraktivitas dengan hanya menunggu pemulung-pemulung lain yang akan menjual rongsokan kepadanya. Hari demi hari tibalah Muhadis merasa mampu untuk membantu menghidupi orang lain denganengajak tinggal di rumahnya untuk diasuh. 

    Berawal dari satu, dua anak atau remaja di tampungnya, hingga saat ini sudah belasan anak  dan remaja terlantar menjadi tanggung jawab dirinya untuk memberikan makan dan memenuhi segala kebutuhannya.

    Dalam cerita inspiratif dari Kompol Kadek, berdasarkan informasi dari Sang lokal Hero Muhadis, belasan anak dan remaja yang diasuhnya tidak lantas hidup bermewah-mewah, pola kehidupannya pun masih jauh dari pola orang yang mampu lainnya. Namun menjadi lebih baik dari pada mereka menjadi gelandangan.

    Melihat itu semua Kompol Kadek merasa terenyuh, dan berfikir bagaimana agar semangat Sang Lokal Hero ini tetap berkobar untuk meneruskan perjuangannya berjiwa sosial. Dengan melakukan dialog untuk memberikan motivasi, Kompol Kadek pun memberikannya bantuan tali asih seadanya kepada Pejuang sosial tersebut.

    Kompol Kadek menyalurkan Dana bantuan untuk membantu sedikit meringankan beban berat yang dialami Pria Kampung yang tidak pernah menempuh pendidikan formal sejak Kecil ini.

    Kadek Berharap Sang Lokal Hero selalu diberikan kekuatan, semangat dan motivasi dalam memperjuangkan kehidupan anak-anak dan remaja yang diasuhnya. 

    "Semoga apa yang kita lakukan bermanfaat bagi lokal Hero maupun anak-anak asuhannya.(Adb)

    ntb
    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Berikutnya

    Pastikan 49 WBP Yang Mengikuti Sidang TPP...

    Komentar

    Berita terkait